Makalah Agama Hindu "Moksa"
Kamis, 16 Januari 2020
Tambah Komentar
MAKALAH
AGAMA HINDU
“M o k s a”
O l e h :
Made Sumerta Yasa
Kelas : XI. TKJ.B
SMK NEGERI 1 DANGIA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
“M o k s a”
O l e h :
Made Sumerta Yasa
Kelas : XI. TKJ.B
SMK NEGERI 1 DANGIA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “Moksa”.
Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Om Santi Santi Santi Om.
Dangia, November 2019
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASA
2.1 Pengertian Moksa........................................................... 2
2.2 Cara Pengimplementasian Menuju Moksa........................... 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................... 4
3.2 Saran........................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Moksa adalah salah satu sraddha dalam agama Hindu. Hal ini merupakan tujuan hidup tertinggi dari umat Hindu. Kebahagiaan yang sejati ini baru akan dapat tercapai oleh seseorang bila ia telah dapat menyatukan jiwanya dengan Tuhan. Penyatuan dengan Tuhan itu baru akan didapat bila ia telah melepaskan semua bentuk ikatan keduniawian pada dirinya.
Agama mengajarkan banyak usaha yang dapat ditempuh untuk mewujudkan moksa. Agar memperoleh tingkatan moksa, maka kita harus mempunyai karma yang baik , bisa ditempuh dengan Catur Marga Yogaserta melaksanakan Astangga Yoga yang bagiannya Yama, Nyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Samadhi. Agar lebih terpusat dan memusatkan pikirian kepada Sang Hyang Widhi.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian Moksa?
- Bagaimana cara Pengimplementasian Menuju Moksa?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian Moksa
- Untuk mengetahui cara Pengimplementasian Menuju Moksa.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moksa
Moksa berasal dari bahasa Sanskerta. Moksa dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Jadi Moksa adalah kepercayaan tentang adanya kebebasan yaitu bersatunya antara atman dengan brahman. Dari pemahaman istilah, kata moksa dapat disamakan dengan nirwana, nisreyasa atau keparamarthan yang merupakan brahman yang sangat gaib dan berada di luar pikiran manusia, sehingga Moksa dapat disamakan dengan Nirguna Brahman.
Bahasa manusia tidak dapat menjelaskan bagaimana sesungguhnya alam mokûa itu. Moksa hanya dapat dirasakan oleh orang yang dapat mencapainya. Moksa dapat juga disebut dengan Mukti artinya mencapai kebebasan jiwatman atau kebahagian rohani yang langgeng. Bila seseorang sudah mengalami moksa dia akan bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari hukum karma dan bebas dari penjelmaan kembali (reinkarnasi) serta dapat mengalami atau mewujudkan Sat, Cit, Ananda (Kebenaran, Kesadaran, Kebahagian).
Adapun yang dimaksud dengan kebebasan dalam pengertian moksa ialah terlepasnya atman dari ikatan maya, sehingga menyatu dengan Brahman. Bagi orang yang telah mencapai moksa berarti mereka telah mencapai alam Sat cit ananda. Sat cit ananda berarti kebahagiaan yang tertinggi. Setiap orang pada hakikatnya dapat mencapai moksa, asalkan mengikuti dengan petunjuk agama. Moksa itu dapat dicapai di dunia maupun dapat pula dicapai setelah hidup ini berakhir.
Adapun yang dimaksud dengan kebebasan dalam pengertian moksa ialah terlepasnya atman dari ikatan maya, sehingga menyatu dengan Brahman. Bagi orang yang telah mencapai moksa berarti mereka telah mencapai alam Sat cit ananda. Sat cit ananda berarti kebahagiaan yang tertinggi. Setiap orang pada hakikatnya dapat mencapai moksa, asalkan mengikuti dengan petunjuk agama. Moksa itu dapat dicapai di dunia maupun dapat pula dicapai setelah hidup ini berakhir.
Seseorang yang menyadari hal itu, akan berupaya menumbuh-kembangkan usaha untuk melepaskan diri yang sejati dari keterikatan. Usaha melepaskan diri secara sadar inilah yang dapat mengantarkan manusia menuju moksa.Sebenarnya banyak sekali ajaran tentang menuju moksa, hanya bagaimana niat kita untuk bisa melakukannya. Seperti melewatkan semua jenjang kehidupan yakni pada ajaran Catur Asrama, melakukan Catur Marga Yoga, serta melaksanakan ajaran Asthanga Yoga.
2.2 Cara Pengimplementasian Menuju Moksa
Adapun upaya-upaya yang patut dilakukan dalam mengatasi hambatan dan tantangan untuk mencapai moksa sampai dengan sekarang ini adalah:
1. Melaksanakan meditasi
Memuja kebesaran dan kesucian Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa beserta prabhawanya adalah merupakan kewajiban bagi setiap umat beragama “Hindu”. Semakin dekat kita dengan-Nya, maka semakin merasa tenteram damai hidup kita ini.
2. Mendalami ilmu pengetahuan
Mendalami berbagai cabang ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangannya adalah merupakan kewajiban setiap insan yang dilahirkan sebagai manusia. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sampai saat ini dapat dijadikan media oleh manusia yang dilahirkan dengan kesempurnaan yang terbatas, untuk menyelesaikan berbagai macam tantangan dan hambatan yang sedang dan akan dihadapinya guna mewujudkan cita-cita hidupnya.
3. Melaksanakan/mewujudkan Dharma
Dalam ajaran Catur Parusàrtha dijelaskan bahwa tujuan umat sedharma beragama Hindu adalah terpenuhinya kama, artha dan moksa berdasarkan dharma. Bhagawad Gita menjelaskan bahwa dharma dan kebenaran adalah nafas kehidupan. Krisna dalam wejangannya kepada Arjuna mengatakan bahwa di mana ada dharma, di sana ada kebajikan dan kesucian, di mana kewajiban dan kebenaran dipatuhi di sana ada kemenangan. Orang yang melindungi dharma akan dilindungi oleh dharma juga, maka kehidupan hendaknya selalu ditempuh dengan carayang suci dan terhormat.
2.2 Cara Pengimplementasian Menuju Moksa
Adapun upaya-upaya yang patut dilakukan dalam mengatasi hambatan dan tantangan untuk mencapai moksa sampai dengan sekarang ini adalah:
1. Melaksanakan meditasi
Memuja kebesaran dan kesucian Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa beserta prabhawanya adalah merupakan kewajiban bagi setiap umat beragama “Hindu”. Semakin dekat kita dengan-Nya, maka semakin merasa tenteram damai hidup kita ini.
2. Mendalami ilmu pengetahuan
Mendalami berbagai cabang ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangannya adalah merupakan kewajiban setiap insan yang dilahirkan sebagai manusia. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sampai saat ini dapat dijadikan media oleh manusia yang dilahirkan dengan kesempurnaan yang terbatas, untuk menyelesaikan berbagai macam tantangan dan hambatan yang sedang dan akan dihadapinya guna mewujudkan cita-cita hidupnya.
3. Melaksanakan/mewujudkan Dharma
Dalam ajaran Catur Parusàrtha dijelaskan bahwa tujuan umat sedharma beragama Hindu adalah terpenuhinya kama, artha dan moksa berdasarkan dharma. Bhagawad Gita menjelaskan bahwa dharma dan kebenaran adalah nafas kehidupan. Krisna dalam wejangannya kepada Arjuna mengatakan bahwa di mana ada dharma, di sana ada kebajikan dan kesucian, di mana kewajiban dan kebenaran dipatuhi di sana ada kemenangan. Orang yang melindungi dharma akan dilindungi oleh dharma juga, maka kehidupan hendaknya selalu ditempuh dengan carayang suci dan terhormat.
Di saat ini, banyak orang seakan bersikap mengabaikan kebenaran. Orang sudah mulai menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Ini menandakan krisis moral sudah meraja lela di mana mana, kebenaran dan keadilan semakin langka. Orang-orang sudah mulai meninggalkan budaya malu, semua perbuatannya dianggap sudah benar dan normal. Sebenarnya dharma tidak pernah berubah, dharma tetap ada sejak zaman dahulu, sekarang dan yang akan datang. Dharma ada sepanjang zaman tetapi mempunyai karateristik menyesuaikan setiap zaman.
4. Mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa
Proses mendekatkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa, umat sedharma dapat melakukan dengan cara Darana (menetapkan cipta), Dhyana (memusatkan cipta), dan Semadi (mengheningkan cipta). Dengan melakukan latihan rohani seperti ini secara sungguh-sungguh dan bekesinambungan, batin yang bersangkutan, akan dapat menyadari kesatuan dan menikmati sifat-sifat Tuhan yang selalu ada dalam dirinya. Apabila sifat-sifat Tuhan sudah menyatu dengan pemujanya maka ia sudah dekat dengan-Nya, dengan demikian semua permohonan nya dapat dikabulkan (terlindung dan selamatan).
5. Menumbuhkembangkan kesucian (Jiwa dan raga)
Untuk memperoleh pengetahuan suci dari Sang Hyang Widhi Wasa, umat sedharma hendaknya selalu berdoa memohon tuntunan-Nya. Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan menjelaskan : AsatomaSatgamaya, Tamasoma Jyothir Gamaya, Mrityorma Amritan Gamaya,artinya; Tuntunlah kami dari yang palsu ke yang sejati, tuntunlah kami dari yang gelap ke yang terang, tuntunlah kami dari kematian ke kekekalanSebaiknya setiap akan melakukan kegiatan didahului dengan memohon tuntunan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa.
6. Mempedomani dan melaksanakan Catur Marga
Moksa (hidup bahagia) dapat diwujudkan atau ditempuh dengan beberapacara sesuai dengan bakat dan bidang yang ditekuni oleh umat sedharma.
4. Mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa
Proses mendekatkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa, umat sedharma dapat melakukan dengan cara Darana (menetapkan cipta), Dhyana (memusatkan cipta), dan Semadi (mengheningkan cipta). Dengan melakukan latihan rohani seperti ini secara sungguh-sungguh dan bekesinambungan, batin yang bersangkutan, akan dapat menyadari kesatuan dan menikmati sifat-sifat Tuhan yang selalu ada dalam dirinya. Apabila sifat-sifat Tuhan sudah menyatu dengan pemujanya maka ia sudah dekat dengan-Nya, dengan demikian semua permohonan nya dapat dikabulkan (terlindung dan selamatan).
5. Menumbuhkembangkan kesucian (Jiwa dan raga)
Untuk memperoleh pengetahuan suci dari Sang Hyang Widhi Wasa, umat sedharma hendaknya selalu berdoa memohon tuntunan-Nya. Buku Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan menjelaskan : AsatomaSatgamaya, Tamasoma Jyothir Gamaya, Mrityorma Amritan Gamaya,artinya; Tuntunlah kami dari yang palsu ke yang sejati, tuntunlah kami dari yang gelap ke yang terang, tuntunlah kami dari kematian ke kekekalanSebaiknya setiap akan melakukan kegiatan didahului dengan memohon tuntunan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa.
6. Mempedomani dan melaksanakan Catur Marga
Moksa (hidup bahagia) dapat diwujudkan atau ditempuh dengan beberapacara sesuai dengan bakat dan bidang yang ditekuni oleh umat sedharma.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,moksa berasal dari bahasa Sanskerta. Moksa dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Jadi Moksa adalah kepercayaan tentang adanya kebebasan yaitu bersatunya antara atman dengan brahman. Sebenarnya banyak sekali jalan atau cara yang bisa ditempuh untuk mencapai moksa, hanya bagaimana niat kita untuk bisa melakukannya. Melewati proses dari ajaran Catur Asrama setahap demi setahap akan membuat seseorang menuju moksa.
Cara atau jalan yang demikian itu telah terbiasa disebut dengan nama “Catur Marga Yoga”, terdiri dari: Bhakti Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Jnana Marga Yoga dan Raja Marga Yoga. Pengikut Raja Marga Yoga berkewajiban untuk mengimplementasikan Astangga Yoga guna mewujudkan tujuannya. Mereka dapat menghubungkandiri dengan kekuatan rohaninya melalui Astanga Yoga. Tidaklah mudah untuk mencapai moksa, pasti banyak adanya tantangan hambatan dunia nyata. Maka kita harus berupaya untuk menanggulangi hambatan tersebut untuk selalu jalan dijalan yang benar sesuai dengan perintahNya.
3.2 Saran
Saran penulis terhadap karya ilmiah atau makalah ini diharapkan para pembaca dapat selalu menjungjung tinggi nilai - nilai spiritual keagamaan yang dapat menjadikan pembaca lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta menjauhi segala laranganNya.
https://www.academia.edu/37557160/MAKALAH_AGAMA_HINDU_CARA_MENUJU_MOKSA
3.2 Saran
Saran penulis terhadap karya ilmiah atau makalah ini diharapkan para pembaca dapat selalu menjungjung tinggi nilai - nilai spiritual keagamaan yang dapat menjadikan pembaca lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta menjauhi segala laranganNya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37557160/MAKALAH_AGAMA_HINDU_CARA_MENUJU_MOKSA
Belum ada Komentar untuk "Makalah Agama Hindu "Moksa""
Posting Komentar