Makalah Agama Hindu “Dasa Nyama Brata”
Selasa, 28 Januari 2020
Tambah Komentar
MAKALAH
AGAMA HINDU
“Dasa Nyama Brata”
O l e h :
Lusi Mega Pratiwi
Kelas : XII MIPA 2
SMA NEGERI 1 LADONGI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “Dasa Niyama Brata”.
Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Om Santi Santi Santi Om.
Ladongi, Januari 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASA
2.1 Pengertian Dasa Niyama Brata................................................................... 2
2.2 Bagian-Bagian Dasa Niyama Brata............................................................ 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 5
3.2 Saran........................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasa Nyama Bratha adalah ajaran yang dapat dipergunakan sebagai pegangan bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan hidup di dunia ini. Pegangan untuk mewujudkan kesempuraan batin yang dimaksud adalah berupa pelaksanaan dharma guna mencapai tingkatan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut moksa.
Selama manusia hidup pengamalan ajaran Dasa Nyama Brata di dunia inilah tempatnya. Sebab dari perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari itulah dapat diketahui tingkatan keluhuran mental manusia itu sendiri. Oleh karena itu orang dapat dinilai memiliki mental baik dan sehat dapat diperhatikan dari cara seseorang berperilaku.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian Dasa Niyama Brata?
- Apa Bagian-bagian Dasa Niyama Brata?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian Dasa Niyama Brata
- Untuk mengetahui Bagian-bagian Dasa Niyama Brata
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dasa Niyama Brata
Kata Dasa Nyama Bratha berasal dari bahasa Sanskerta, dari kata dasa berarti sepuluh dan nyama bratha berarti pengendalian rohani. Dasa nyama bratha berarti Sepuluh pengendalian diri dalam tingkat mental atau rohani.
Dasa Nyama Bratha adalah sepuluh macam atau jenis pegangan bagi manusia yang hendak mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan hidup di dunia ini (Wigama, dkk, 1995:75). Bila kita cermati secara arif sesungguhnya ke sepuluh pegangan batin itu merupakan sadana melaksanakan dharma untuk mencapai tingkatan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut moksa.
Pengamalan dari ajaran dasa nyama bratha tersebut di dunia inilah tempatnya. Selama manusia hidup dan berkehidupan memiliki kewajiban moral mempertahankan dan menumbuh kembangkan sifat dan sikap berbudi luhur. Sebab dari perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari inilah dapat diketahui tingkatan keluhuran mental manusia itu sendiri.
2.2 Bagian-bagian Dasa Niyama Brata
Dasa Niyama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri yang utama, yaitu :
1. Dana berarti pemberian-pemberian makanan dan minuman, dan lain-lainnya
Dana Artinya suka berderma (bersedekah) berupa makan dan minum dan bentuk pemberian lain yang sejenis dengan itu. Memberikan dana kepada orang lain berarti orang telah dapat meringankan beban penderitaan orang lain. Membantu seseorang yang sedang dan sangat memerlukan untuk menyambung hidupnya adalah perbuatan yang mulia, (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015: 314).
2. Ijya berarti pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya
Ijya artinya pemujaan kepada para Deva, leluhur dan pemujaan lainnya yang sejenis dengan itu. Di samping pemujaan kepada Tuhan, maka pemujaan kepada para Deva dan leluhur pun hendaknya dilakukan oleh seseorang yang berkecimpung dalam hidup suci.
Kita percaya dan yakin bahwa Deva itu manifestasi Tuhan, dan melalui bantuan manifestasi Tuhan itulah maka manusia adalah memohon dan menikmati berkahnya. Pemujaan itu pula dilakukan oleh para leluhur untuk memohon doa restu-Nya agar sehat dan sejahtera di dunia.
3. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani
Tapa berasal dari kata “tap” artinya mengekang, mengendalikan hawa nafsu agar memperoleh hidup suci. Tapa merupakan salah satu keimanan dalam ajaran Agama Hindu, sebab dengan tapa itu umat Hindu dapat meyakini suatu cita-cita atau tujuan dapat tercapai melalui pelaksanaan tapa itu. Misalnya melalui pengekangan nafsu jasmaniah seseorang dapat mengurangi porsi makanan yang dimakan setiap hari. Cara ini bertujuan untuk mengendorkan gejolak emosi seseorang dapat berpikir dengan tenang.
4. Dhyana berarti merenung memuja Tuhan
Dhyana artinya tekun merenung dan memusatkan pikiran kepada Tuhan sebagai usaha tercapainya kesatuan antara pikiran dengan Tuhan. Usaha tersebut bertujuan untuk tercapainya kondisi mantap dalam konsentrasi sebagai dasar memperoleh kesucian batin. Kondisi ini akan diperoleh secara bertahap, melalui dari tingkatan pemusatan dengan waktu yang singkat sampai dengan tenggang waktu cukup lama. Akhirnya karena sudah terbiasa, maka makin hari makin mencapai tingkat konsentrasi yang makin lama dan mantap, lalu mencapai tingkat semadhi.
5. Swadhyaya berarti mempelajari Veda
Swadhyaya artinya yakin mempelajari kitab suci Veda. Mempelajari kitab suci kerohanian bagi mereka yang berkecimpung dalam hidup suci adalah kewajiban. Di dalam kitab kerohanian terdapat tuntunan atau petunjuk bagi mereka yang sedang akan menjalani hidup suci. Dalam berbagai jenis kitab Veda terdapat penuntun untuk menempuh kehidupan suci.
6. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin
Upasthanigraha berarti pengekangan upastha (alat kelamin) dari nafsu birahi. Upaya untuk mendapatkan kesucian jiwa bagi umat sedharma yang ingin menjalani hidup suci, maka pengekangan jiwa atas nafsu birahi hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang selalu mengumbar hawa nafsunya adalah sebagai akibat dari yang bersangkutan telah tahu dan merasakan nikmatnya birahi itu, sehingga selalu dipenuhi keinginan seksual- nya dengan berbagai cara yang akhirnya sampai menjadi pemerkosaan.
Memperkosa sering disebut berzinah, termasuk sikap-mental yang tidak terpuji. Berzinah merupakan perbuatan yang sangat hina dan terkutuk. Perbuatan ini harus dikendalikan karena bisa menimbulkan kemerosotan moral. Berzinah artinya sikap suka memperkosa wanita atau istri orang lain.
7. Bratha berarti pengekangan nafsu terhadap makanan
Bratha adalah pengekangan nafsu dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Seseorang atau umat sedharma yang bercita-cita untuk mencapai kesucian jiwa hendaknya mampu membatasi diri untuk mengonsumsi makanan dan minuman dari segi jumlah maupun mutunya.
Seperti membatasi makanan yang berlebihan, membatasi makanan yang mengandung bahan kimia, makan pedas, makan yang terlalu manis dan sebagainya. Mengonsumsi makanan yang berlebihan sangat memengaruhi perkembangan jasmani dan rohani yang mengonsumsinya, (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015: 320).
8. Upawasa berarti pengekangan diri
Upawasa adalah berpuasa. Cara ini banyak ragamnya, ada puasa makan minum, puasa tidak tidur, puasa melihat, puasa tidak bicara, tidak bepergian, tidak bekerja dan sebagainya. Khusus untuk umat Hindu jenis puasa ini pelaksanaannya dirangkaikan dengan pelaksanaan hari raya, seperti Nyepi, Siwaratri. Misalnya dalam pelaksanaan upawasa nyepi, umat Hindu berkumpul pada suatu tempat yang suci yang telah disepakati dengan harapan puasanya menjadi lebih mantap dan khusuk.
9. Mona berarti tidak bersuara
Mona artinya tidak berkata, membatasi bersuara. Dalam kehidupan sehari – hari mona tidak diartikan tidak berkata-kata sama sekali, melainkan adalah kata-kata itu harus dibatasi dalam batasan-batasan kewajaran. Misalnya dianggap wajar bila berkata baik dan benar, berkata menyenangkan orang lain bila didengar.
10. Snana berarti melakukan pemujaan dengan Tri Sandhya
Snana artinya tekun melaksanakan pembersihan dan penyucian batin dengan sembahyang tiga kali sehari atau tri sandhya. Melaksanakan tri sandhya bila dicermati suasana pelaksanaannya, sesungguhnya adalah dasar dari dhyana. Biasanya seseorang sebelum secara tekun dapat melakukan dhyana maka tingkatan dasar (tri sandhya) dilakukan terlebih dahulu.
Praktik ini diawali dengan membersihkan badan, seperti mandi. Aktivitas antara mandi dengan tri sandhya sangat erat hubungannya, di mana dengan membersihkan badan terlebih dahulu pelaksanaan tri sandhya itu akan menjadi lebih mantap. Dengan kata lain terbiasa membersihkan diri, badan, mandi sebelum akan melakukan pemujaan ke hadapan-Nya dapat mendukung suksesnya sembahyang dengan baik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dasa Nyama Bratha adalah sepuluh macam atau jenis pegangan bagi manusia yang hendak mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan hidup di dunia ini (Wigama, dkk, 1995:75). Bila kita cermati secara arif sesungguhnya ke sepuluh pegangan batin itu merupakan sadana melaksanakan dharma untuk mencapai tingkatan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut moksa. Pengamalan dari ajaran dasa nyama bratha tersebut di dunia inilah tempatnya.
3.2 Saran
Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan dharma dan menjalankan Dasa Niyama Brata.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mutiarahindu.com/2018/11/pengertian-dasa-nyama-brata-bratha-dan.html
Belum ada Komentar untuk "Makalah Agama Hindu “Dasa Nyama Brata”"
Posting Komentar