UPDATE COVID-19 INDONESIA

Makalah Agama Hindu “Tantra, Yantra dan Mantra”


MAKALAH
AGAMA HINDU

“Tantra, Yantra dan Mantra”



O l e h :

I Nyoman Rini Tri Purwanti
Kelas : XII MIPA 2



SMA NEGERI 1 LADONGI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “Tantra, Yantra dan Mantra”.

Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Om Santi Santi Santi Om.


                                                                                                                               Ladongi, Januari 2020



                                                                                                                               Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra........................................................ 2
2.2 Fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra............................................... 2
2.3 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan
      dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu............................. 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 6
3.2 Saran........................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yantra adalah alat atau symbol-simbol keagamaan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesucian. Tantra adalah kekutan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetepkan dalam kitab suci.

Mantra adalah doa-doa yang harus diucapakan oleh umat hindu kebanyakan, pinandita, pandita, sesuai dengan berbasiskan ketulus-ikhlasan sehingga membangun suatu aktifitas yang disebut yajna. Tantra, yantra, dan mantra memiliki bentuk yang berbeda-bedan serta cara mempraktikan yang berbeda pula. Hal itu akan kita bahas sekarang.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Tantra, Yantra dan Mantra?
  2. Apa fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra?
  3. Bagaimana Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu?

1.3 Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian Tantra, Yantra dan Mantra
  2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra
  3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra

a. Tantra

Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan sedikit kesaktian.

b. Yantra

Yantra adalah bentuk “niyasa” (= simbol = pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain.

c. Mantra

Secara etimologi Mantra berasal dari suku kata Man (Manana) dan kata Tra (Trana) yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi Man dan Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (Amantrana). Arti mantra yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra tersebut. 

Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun penghancuran diri seseorang.

2.2 Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, Mantra

1. Tantra
  • Menyeimbangkan keaktifan semua chakra.
  • Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh.
  • Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam melihat dan merasakan energi yang halus (subtleenergies) seperti : melihat aura, pancaran energi, melihat chakra.
  • Membantu bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitu kemampuan dalam mendengar dan memahami suara gaib, mendengar pesan dari alam atau dimensi lain.
  • Membantu bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapat mengetahui sejarah suatu benda hanya dengan sentuhan saja.
  • Membantu bangkitnya kemampuan clairsentience, yaitu kemampuan merasakan suatu pikiran, emosi, aroma, dan sensasi fisik (emosi dan sakit yang diderita orang lain).
  • Membantu bangkitnya kemampuan psychokinesis, yaitu kemampuan mempengaruhi sikap, pikiran dan jiwa seseorang ke arah yanglebih baik, menenangkan orang yang kalap, bingung, emosi, dan dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan (trance).
  • Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda jalani sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle dantinggi.

2. Yantra

Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah:
  • Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja.
  • Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya.
  • Media memusatkan pikiran.

3. Mantra

Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah:

a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci ‘veda’.

b. Memohon kesucian.

Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Memohon keselamatan.

Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati.

d. Memohon Pencerahan dan kebijakan.

Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti: Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra.

Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya.

e. Melestarikan ajaran “dharma”.

Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos.

Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana.

2.3 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu.

1. Tantra

Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra adalah bentukbentuk ajaran tantra yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama.

2. Yantra

Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah;

a. Banten

Banten adalah salah satu bentuk Yantra, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Yadnya Parakerti. Banten itu memiliki arti yang demikian dalam dan universal. Banten dalam upacara agama Hindu adalah wujudnya sangat lokal, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai yang universal.

b. Susastra

Dalam tradisi Hindu, yantra umumnya digunakan untuk melakukan upakara puja dengan mengikut-sertakan bija mantra sesuai yantra tersebut. Banyaknya jenis puja dan setiap puja menggunakan yantra maka penggunaan mantra juga menjadi berbeda. Adapun bentuk-bentuk yantra dalam kesusteraan Hindu antara lain:
  1. Bhu Pristha yantra; adalah yantra yang biasanya dibuat secara timbul atau dipahat pada suatu bahan tertentu. Bhu Pristha yantra biasanya hanya ditulis pada selembar kertas atau kain.
  2. Meru Pristha yantra; adalah yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid dimana di bagian dasar penampangnya dibuat lebar atau besar semakin keatas semakin mengecil misalnya bentuk meru pada bangunan pelinggih yang ada di Bali.
  3. Meru parastar yantra; adalah bentuk yantra yang dipotong sesuai garis yantra tersebut atau dipotong bagian tertentu.
  4. Ruram Pristha yantra; adalah yantra dimana bagian dasarnya membentuk mandala segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah bentuk tertelungkup atau seperti pundak kura-kura.
  5. Patala yantra: adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran dari pada bentuk bagian bawahnya yang ‘kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra.

3. Mantra

Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi, berbentuk formula yang tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk yang tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarkan oleh Manu adalah bahasa awal dari segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sansekerta diyakini sebagai bahasa yang langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang bahasa-bahasa lainnya dianggap perkembangan dari bahasa Sansekerta (Majumdar, 1916, p.603). 

Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan ucapan suci yang digunakan dalam pemujaan disebut mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan di dalam mantra itu (Danielou, 1964, 334).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : bentuk ajaran tantra adalah yantra dan mantra yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kemudian yantra, bentuk ajaran ini berupa banten dan susastra. Sedangkan mantra yang memiliki arti bentuk pikiran maknanya sesesorang yang mampu memahami makna yang terkandung dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan didalam mantra itu.

3.2 Saran

Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan dharma dan menjalankan ajaran tanta, yantra dan matra.


DAFTAR PUSTAKA

https://yudetandewi10.blogspot.com/2018/02/agama-hindu-mantra-yantra-dan-tantra.html
http://blogkaryasiswa.blogspot.com/2015/11/makalah-bentuk-dan-cara-mempraktikan.html

Belum ada Komentar untuk "Makalah Agama Hindu “Tantra, Yantra dan Mantra”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel