UPDATE COVID-19 INDONESIA

Makalah Agama Hindu "Panca Mahabhuta"



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan alam semesta ini “ Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit “ tidak dapat terlepas dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua semua yang ada dimulai pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka yang semua ada ini kembali kepada asalnya. 
Periode ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu terjadi, tidak seorang pun dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan mengetahui semuanya ini sering disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut dengan panggilan Tuhan Yang Maha Esa.

Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah menciptakan alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya yang maha pengasih,beliau memelihara semua yang ada ini.Dan dengan sifatnya yang pemurah, beliau selalu mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan bhakti. Pada alam semesta” Bhuwana Agung” semua jenis mahluk hidup termasuk manusia”bhuwana alit”hidup dan berkehidupan secara alami.

B. Rumusan Masalah
  1. Jelaskan Yang Dimaksud dengan Panca Mahabhuta!
  2. Jelaskan Bagian-bagian Panca Mahabhuta!
  3. Sebutkan contoh-contoh Panca Mahabhuta!

C. Tujuan
  1. Untuk mengetahui tentang Panca Mahabhuta
  2. Untuk mengetahui tentang Panca Mahabhuta
  3. Untuk mengetahui tentang contoh-contoh Panca Mahabhuta


BAB II
PEMBAHASAN

A. Panca Mahabhuta

Kalau kita perhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita maka beraneka ragam benda, pemandangan yang indah dan mahluk hidup yang dapat kita lihat. Kesemuanya itu merupakan isi alam semesta atau Buana Agung yang dapat menimbulkan sebuah pertanyaan sederhana yang selalu menggelitik hati kita yaitu "Dari manakah asal mula segala sesuatu yang ada di alam semesta ini atau lebih sederhana lagi dari mana asal mula alam semesta ini yang dikenal pula sebagai Buana Agung alam Agama Hindu?".

Sejauh ini sains (ilmu pengetahuan modern) telah mempelajari segala sesuatu yang ada di alam raya ini (Bhuana Agung) dari berbagai aspek tapi belum dapat menjawab pertanyaan sederhana tersebut di atas. Telah dikemukaan berbagai teori tentang terbentuknya alam raya dan asal mahkluk hidup. Seperti Big Bong, Teori Generasio Spontania dan lain sebagainya, semuanya itu juga tidak dapat menjawab pertanyaan di atas.

Segala sesuatu yang ada dan yang akan ada di alam raya ini semuanya bersumber atau disebabkan oleh penyebab pertama atau sering disebut causa prima, itulah yang dipercaya sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Sada Siwa Tattwa bahwa Sada Siwa merupakan kesadaran kedua setelah Paramasiwa, ia bersifat wyapara yang berstana dalam padmasana yang disebut cadhusakti, dengan saktinya ia menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya. Jadi causa prima itu adalah Sada Siwa.

Alam raya atau Bhuana Agung ini disusun dari anasir dasar Panca Mahabhuta, yaitu prethiwi, apah, teja, bayu dan akasa, yang menentukan keberadaan alam semesta beserta isinya. Penciptaan Panca Mahabhuta

Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah. Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.

Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana, Guna sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang beraneka sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur Aiswarya dan Panca Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna) maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si Bhutadi.

Si Bhutadi yaitu merupakan pertemuan buddhi dengan tamah dapat menciptakan Panca Tan Matra merupakan lima keadaan yang sangat halus yaitu:
  • Sabda tan matra
  • Sparsa tan matra
  • Rupa tan matra
  • Rasa tan matra
  • Ganda tan matra

Yang merupakan badan atma yang berwujud wasana. Dari Panca Tan Matra melahirkan Panca Mahabhuta yaitu:
  1. Akasa lahir dari sabda tan matra melalui manah
  2. Bayu lahir dari soarsa tan matra melalui akasa
  3. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayu
  4. Apah lahir dari rasa tan matra melalui teja
  5. Perthhvi lahir dari ganda tan matra melalui apah

B. Bagian-bagian Panca Mahabhuta

1. Akasa

Akasa paling diatas merupakan Panca Mahabhuta yang paling halus berupa ruang kosong yang hampa, sunya tidak berwujud dan tidak tampak. Akasa sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai ruang wahana atau tempat keberadaan segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini. 

Alam raya ini terbentuk dari satu ruang yang kosong yang hampa yang tak terbatas luasnya dimana semua isi alam semesta ini seperti planet-planet dan mataharinya, semua materi atau benda-benda yang ada dan semua mahluk hidup berada di dalamnnya. Akasa merupakan ruang kosong pembentuk alam semesta.

2. Bayu

Bayu inipun masih halus, karena rupa,tapi ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda itu. Dibandingkan dengan akasa bayu lebih kasar karena letaknya lebih di bawah.

Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Gerakannya bermacam-macam ada gerak rotasi, gerak translasi, gerak vibrasi dan sebagainya. Semua gerakan itu disebabkan oleh bayu sebagai tenga penggeraknya.

3. Teja

Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat dilihat. 

Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnva matahari yang bersinar terang merupakan benda (isi) alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian juga isi alam lainnya yang besinar.

4. Apah/Jala

Apah sudah kasar karena sudah dapat berwujud walau wujudnya dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya. Segala yang cair seperti air, minyak, alkohol, cairan pada tubuh dan lain-lain yang berada di alam ini merupakan peran apah sebagai pembentuk alam semesta.

5. Perthiwi

Perthhvi paling bawah sehingga paling kasar, wujudnya sudah tetap (padat). Perthhvi sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya berperan untuk menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat yang tetap.

Demikian alam semesta ini disusun dari lima anasir dasar Panca Mahabhuta, tetapi yang paling dominan adalah perthiwi sehingga batu itu padat, air juga demikian yang paling dominan anasir dasar Panca Mahabhuta adalah apah, matahari anasir Panca Mahabhuta yang dominan adalah teja, udara anasir Panca Mahabhuta yang dominan adalah akasa dan bayu dan sebagainya.

Kandungan akasa yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk ruang, menyebar. Kandungan bayu yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk benda padat.

C. Contoh-contoh Panca Mahabhuta

Contoh-contoh Panca Maha Bhuta pada Alam Semesta

Unsur-unsur panca maha bhuta merupakan unsur dasar pembentuk benda-benda yang ada pada alam semesta, seperti bulan, bintang, pohon, hujan dan yang lainnya. Dalam agama Hindu, makhluk hidup ciptaan Sang Hyang Widhi dikelompokkan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok Eka Pramana adalah, makhluk hidup yang hanya memiliki satu kekuatan hidup, yaitu kekuatan vàyu. Adapun makhluk hidup yang tergolong eka pramana adalah :
  • Trana adalah bangsa rumput yang hidup di darat maupun di air. Contohnya : rumput ilalang, rumput teki dan rumput gajah.
  • Lata adalah bangsa tumbuh-tumbuhan yang menjalar pada pohon dan tanah. Contohnya : rotan, semak, dan labu-labuan.
  • Taru adalah bangsa semak dan pepohonan. Contohnya : seruni, meniran, dan daun encok.
  • Gulma adalah bangsa pohon yang bagian dalamnya berongga. Contohnya : mawar, kaktus, teratai.
  • Janggama adalah bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada tumbuhan yang lain. Contohnya : mawar, kaktus, dan teratai.

2. Kelompok Dwi Pramana adalah, makhluk hidup yang dihidupi oleh dua unsur kekuatan yaitu vàyu dan sabda. Adapun makhluk yang tergolong dwi pramana adalah :
  • Swedaya adalah bangsa binatang yang bersel satu yang hidup di air maupun di darat. Contohnya : amoeba, plasmodium sp, dan balantiduim coli.
  • Andaya adalah bangsa binatang yang bertelur yang biasanya hidup di air maupun di darat. Contohnya : ayam, buaya, dan ikan.
  • Jarayudha adalah bangsa binatang yang menyusui. Contohnya : sapi, kucing, dan kuda.

3. Kelompok Tri Pramana adalah, makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan hidup yaitu vàyu, sabda, dan idep. Adapun makhluk yang tergolong tri premana adalah :
  • Nara Marga adalah manusia setengah binatang.
  • Wamana adalah manusia kerdil.
  • Jatma adalah manusia yang paling sempurna.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah. Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.

Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana, Guna sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang beraneka sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur Aiswarya dan Panca Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna) maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si Bhutadi.

B. Saran

Adapun saran dari makalah ini adalah dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penyusunan.Dalam makalah ini untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Belum ada Komentar untuk "Makalah Agama Hindu "Panca Mahabhuta""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel